Kreativitas adalah sesuatu yang tidak boleh dibatasi. Untuk menjadi kreatif, kita harus terbuka dengan segala perspektif. Tidak ad ayang benar dan salah dalam kreativitas. Tidak ada yang bagus atau buruk dalam kreativitas.

Sobekan ada sofa terlihat buruk namun ketika dijahit dengan gaya tertentu bisa menjadi indah. Ruangan hitam bagi seseorang tidak bagus namun bagi yang lain bis adiubah menjadi sesuatu yang artistik.

Banyak anak kecil yang dibatasi oleh orang tua mereka. Mereka tidak boleh melakukan ini dan itu. Di sekolah pun mereka diajarkan untuk berpikir dari 1 perspektif saja. Ambil saja contoh dalam Matematika ketika ditanya 1+2+3+4+5+6+7… sampai +100 maka kita akan menghitungnya sesuai urutan. Saya sendiri psuing dan menyerah ketika diberi pertanyaan ini.

Namun guru di luar negeri mengajarkan dengan cara berbeda.

1+100 =101

2+99 = 101

3+98 = 101

Lakukan seterusnya sampai 50 maka kita menemukan total yang sama yaitu 101. Jadi kita tinggal mengalikan 101 dengan 50 menjadi berapa? Pintaaar.

You cannot control creativity. The moment you try to control it, you put off the fire.

Untuk berkreasi, kita perlu terbuka dengan segala sesuatu. Saya mendengar cerita Alex Bayu ketika sekolah di luar negeri pada tahun 1988. Pada saat itu tentunya kehidupan gay sangatlah tertutup. Namun di sekolah tempat Alex Bayu belajar, kalau tidak salah 5 dari 8 prianya adalah gay dan sekolah tersebut tidak mempermasalahkannya.

Begitu pula ketika wisuda. Alih-alih memakai topi toga, mereka mengenakan topi dengan kreasi mereka sendiri. Ada gambar bangunan atau patung sesuka mereka. Pada saat dekan mereka berpidato, ada bola besar dilempar dan dilanjutkan oleh orang lainnya ke sampai terlihat memantul-mantul di tengah-tengah para wisudawan. Dekan tersebut tidak mempermasalahkannya.

Hal itu terjadi karena mereka mau anak-anak murid mereka berkreasi tanpa batas. Ketika kita mencari ide, terbukalah terhadap segala hal. Tidak ada yang terbatas. Setiap kita itu kreatif. Masalahnya apakah kita mau melatihnya?

Dari dulu kita seringkali dibatasi ini itu. Yang terjadi adalah pemikiran kita sulit untuk melihat dari perspektif lain padahal perspektif sangatlah dibutuhkan untuk bisa menjadi kreatif. Ingat, seseorang bisa melihat awan itu berbentuk naga sementara yang lain berbentuk dinoasaurus. Jika ada yang berlawanan dengan kita, ya sudah, karena mereka punya perspektif sendiri.



Satu hal lagi, menjadi kreatif berarti memberikan solusi. Kita menjawab kebutuhan yang ada. Ide kita membantu, bukan merugikan ya.

Be blessed!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *