Semua orang memimpikan bekerja sendiri di luar rutinias pekerjaan kantoran. Apa? Tidak semua? Oh, my mistake kalau begitu. Tapi kalau saya sih iya banget. Bekerja di luar rutinitas jam 9 pagi sampai jam 5 sore yang saya maksud ini adalah ketika kita bekerja dengan waktu yang fleksibel. Kita bisa bekerja satu hari full dalam sehari dalam besoknya kita bisa nyicil pekerjaan menjadi 4 jam sehari.
Bukan berarti kita tidak produktif ya, tapi lebih kepada waktu yang fleksibel untuk bekerja. Orang-orang seperti ini biasanya adalah mereka yang bekerja sendiri baik itu pengusaha yang sudah memiliki sistem, influencer, YouTuber, freelancer, content creator, investor, pemain saham, tukang pinjemin duit (termasuk ga nih ya?), atau siapapun itu yang kepikiran sama kalian boleh deh.
Kemarin saya menonton webinar dari Lost LeBlanc, bisa dicari di Instagram ataupun YouTube (panutan saya dalam hal Travel vlog) dan dia menceritakan bagaimana dia yang tadinya bekerja kantoran di sebuah perusahaan yang bagus namun memutuskan untuk berhenti dan pergi ke Thailand untuk membuat vlog hanya dengan GoPro saja tanpa uang yang bejibun.
Nama aslinya adalah Christian LeBlanc. Saat ini dia memiliki 1,4M subscriber dan pekerjaan dia cuma jalan-jalan sambil memproduksi video-video dan konten-konten yang benar-benar apik. Dia juga menjual ilmunya melalui online. Saya sempat membeli salah satu pelajarannya tentang edit video ala dia (yang ternyata mirip dengan cara saya edit video).

Christian membagikan 5 kunci untuk bisa lepas dari rutinitas 9-5 dan ijinkan saya untuk membagikan ilmu yang saya dapat ya, cus!
1. LAKUKAN YANG DISENANGI
Saya memindahkan poin nomor 5 ke nomor 1 karena menurut saya ini adalah awal dari kita bisa memutuskan untuk keluar dari zona nyaman. Ketika kita melakukan yang disenangi, semua terasa lebih ringan. Kita tidak merasa dipaksa. Kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menulis atau membuat sebuah konten atau memasak atau apapun itu sesuai dengan passion kita.
Temukan apa yang membuat kita bergairah. Tapi mengenalinya saja tidak cukup. Kita perlu melatih diri kita. Ini membawa kepada poin nomor 2.
2. INVESTASI PADA DIRI SENDIRI
Kita harus belajar untuk meningkatkan diri kita. Awal mula saya membuat konten dulu hanya menggunakan handycam jadul. Saya menulis cerita dengan para pemerannya adalah semua teman dalam satu kelas di buku kosong saat pelajaran sekolah. Angle yang saya ambil juga masih ada beberapa yang culun. Saya masih belum bisa color grading. Audio juga masih seadanya.
Tapi lama kelamaan saya mengikuti kelas directing and producing selama 40 hari. Saya belajar teknik membuat film di sana. Kemudian saya praktekkan membuat film di tahun yang sama untuk acara gereja. Saya juga mulai mengenal blog dan menulis pengalaman hidup serta semua pelajaran yang tidak mau saya lupakan. Melatih diri sendiri adalah investasi yang berharga.
Investasi terhadap diri sendiri membutuhkan pengorbanan baik itu tenaga, waktu, uang, maupun kesenangan.
Mulailah terlebih dahulu dan latih diri kita sesuai dengan perkembangan. Baca buku, dengar Podcast, ikut seminar, nonton YouTube, dan lainnya.
Dengan berjalannya waktu, kita akan lebih mengenali kemampuan kita. Di daerah mana saja kita perlu bertumbuh. Saya perlu belajar teknik pengambilan gambar dan audio lebih lagi saat membuat video. Ketika membuat YouTube, saya eksperimen dengan berbagai niche yang membuat saya sekarang semakin mengerti keinginan para penonton saya.
Tadinya saya cuma berkarya hanya untuk kepuasan saya tapi sekarang setelah tahu bahwa karya saya diminati orang lain (dan mendatangkan uang), maka saya tidak sembarangan lagi membuat video. Saya terus belajar mengikuti perkembangan jaman dan melihat apa yang sedang terjadi yang bisa saya jadikan konten.

Lakukan networking.
Kelilingi diri kita dengan orang-orang yang mendukung impian kita.
Dalam kasus saya, saya harus menjalin hubungan dengan para YouTuber dan pembuat konten lainnya. Saya tahu bahwa teman-teman dekat saya dan keluarga saya tidak terlalu membantu saya untuk membagikan hasil karya saya. Menonton saja saya ragukan. Yang paling mengerti perjuangan seorang YouTuber tentunya adalah YouTuber juga. Begitu juga dengan blogger, penulis, chef, dan lainnya.
Jika mereka tidak mendukung ya sudah, jangan memohon-mohon. Fokuskan kepada mereka yang mengakui kemampuan dan impian kita.
3. BAGUN PORTFOLIO
Saat memulai, tentunya kita membutuhkan portfolio agar klien kita nanti bisa mempercayai kita. Ini sama dengan personal branding dimana saya ada bahas di artikel sebelumnya ‘Lakukan Personal Branding Yang Kuat Dengan 5 Dasar Ini’.
Lalu bagaimana punya portfolio kalau kita belum pernah mendapat job apa-apa? Tawarkan pelayanan gratis. Yes. Mintalah orang lain menjadi model kita. Tawarkan diri untuk membantu syuting video pernikahan. Tawarkan kepada perusahaan untuk menjadi digital marketing mereka. Saya rasa banyak perusahaan atau klien yang mau menerima bantuan secara gratis.
Lakukan proyek-proyek yang sesuai dengan passion kita. Selain membangun kepercayaan dan networking, kita juga membangun kepercayaan diri kita. Jika hasil kita semakin baik dan diakui, maka klien kita tidak akan ragu untuk merekomendasikan diri kita kepada orang lain.
Entah berapa banyak saya mendapat tawaran pekerjaan membuat konten dari mereka yang awalnya hanya saya ajak kolaborasi dan kami saling membantu satu dengan yang lain baik dari membuat konten bersama ataupun sharing-sharing kehidupan. Jangan anggap remeh hubungan kita dengan orang lain. Kita tidak pernah tahu siapa yang akan membantu kita di masa depan nanti. Jadi jalinlah hubungan baik dengan semua orang ketika membangun portfolio kita.
Buatlah diri kita semenarik mungkin untuk bisa ditarik oleh brand atau perusahaan. Tapi Jangan kupa keaslian kita ya. Tetap jadi diri sendiri.
4. MILIKI LEBIH DARI 1 PENDAPATAN
Jangan taruh semua telur dalam keranjang yang sama.
Pernah baca quote di atas? Yup. Itu artinya jangan hanya memiliki 1 pendapatan yang kita percaya. Kita memerlukan sumber-sumber pendapatan yang lain. Usahakan miliki pendapatan pasif. Pendapatan pasif itu kita dapat bahkan di saat kita sedang tidak bekerja. Mulai dari properti yang disewakan, sistem yang sudah berjalan, ataupun YouTube dan Blog bisa menjadi pendapatan pasif.
Banyak orang yang membuat e-product juga seperti e-book atau seminar-seminar online. Monetize YouTube dan Blog kita. Cari pekerjaan yang fleksibel.
Saya sudha membangun sistem di toko dimana transaksi jual beli dan masuk keluar barang bisa dilakuan walaupun tidak ada saya di sana. YouTube ‘Tjung Productions’ saya juga sudah 2x menghasilkan uang dan dari luar YouTube pun ada banyak permintaan untuk membuat video ataupun endorse barang di Instagram. Perlahan namun pasti saya sudah mendapatkan pendapatan pasif.
5. KENALI NILAI KITA
Nilai kita di sini adalah harga kita. Berapa harga yang mau kita patokan terhadap diri kita? Awalnya mungkin tidak terlalu tinggi, tapi seiring waktu dan pengalaman, kita harus menentukan harga kita.
Memang ada beberapa perusahaan yang mau jasa atau produk semurah mungkin, tapi kita perlu memberikan batasan nilai kita. Tidak apa jika mereka menolak. Carilah klien yang menghargai kita dengan nilai dan kemampuan kita. Jangan sampai kita menyesal dan tidak bersemangat karena kita dinilai rendah.
Saya tidak menyuruh kita semua untuk berhenti dari pekerjaan yang ada saat ini juga. Kelima hal ini bis akita bangun secara perlahan. Semua perlu proses. Gunakan jam sesudah kerja dan akhir pekan untuk mengembangkan kemampuan dan portfolio kita. Jalinlah networking yang baik. Pada saat nanti, kita akan tahu sendiri kapan harus memutuskan untuk mengejar impian kita untuk bekerja secara fleksibel dan terus naik (bersama saya ya, jangan ditinggal).
Be blessed!