Saya mau sedikit membagian review dari buku yang saya baca kemarin. Judulnya adalah Life & Happiness “Sebuah Kacamata Bahagia” dari penulis Tukiyo Suryo Atmojo dan Elvi Angelina. Mungkin beberapa dari kita sudah mengerti konsep dari kebahagiaan. Saya sendiri juga begitu, makanya pada awalnya saya menganggap mungkin ini hanya berisi hal-hal yang sama. Kebahagiaan adalah pilihan. Kebahagiaan adalaah respon. Kebahagiaan tidak ditentukan oleh keadaan dan orang lain. Dan silakan sebutkan sendiri yang kalian ingat.

Tapi ternyata itu semua hanya dibahas di dalam bab pertama saja. Sisanya? Mencengangkan. Ya, sebagai pengingat kehidupan banget sih, menurut saya. Banyak kisah-kisah nyata yang disampaikan di buku ini yang sangat mengena dengan pelajaran kehidupan dan kebahagiaan.
APA YANG KAMU DENGAR & PIKIRKAN
Beberapa kisah yang saya suka adalah dari pengalaman hampir mati dan kesembuhan yang terjadi karena adanya figur otoritas (dalam buku ini adalah dokter) yang memberikan pengharapan dengan mengatakan bahwa ini hanyalah penyakit biasa (padahal penyakit luar biasa dan persentase kesembuhan sangat sedikit).
Sangat berbeda ketika dokter yang lain mengatakan hal-hal yang buruk. Yang mendengar malah menjadi lebih down. Ternyata apa yang kita dengar dan pikirkan dapat mempengaruhi diri kita. Jadi kendalikan apa yang masuk ke telinga dan mata kita sampai ke dalam pikiran.
Kita bisa memilih untuk memaknai keadaan kita dengan positif walaupun terlihatnya buruk. Tentunya lebih baik di saat kita memfokuskan kepada yang baik. Orang-orang yang sukses adalah pembelajar terbaik. Mereka mampu memberi pemaknaan baik dan menarik pelajaran dari setiap kejadian.
DENDAM POSITIF & TUNDA REAKSI
Kemudian ada juga kisah seorang pegawai rendahan yang karena dendam dengan seseorang yang posisinya di atas dia karena memperlakukannya dengan tidak baik, akhirnya malah menjadi berhasil dan menjadi Presiden Direktur dari bangsa Arab pertama dalam perusahaan tersebut. Ini dinamakan dendam positif dan ternyata malah bisa mendatangkan kebahagiaan ketika kita memperlakukannya dengan benar. Btw presiden ini tidak mempermasalahkan hal yang terjadi dulu dengan orang yang memperlakukannya dengan tidak baik (dewasa dan bijaksana, bukan?).
Banyak cara-cara dan pesan-pesan yang menyentil kehidupan saya. Yang paling saya suka adalah di saat saya diingatkan bahwa kita tidak bisa mengendalikan perilaku ornag lain pada kita, tapi kita sepenuhnya punya kendali bagaimana memberi arti terhadap perlakuan tersebut. Saat berhadapan dengan keadaan yang tidak nyaman dan sangat membuat tersinggung, kita juga perlu menenangkan diri sebentar. Jangan langsung bereaksi dan lakukan tarik serta keluar nafas panjang.
Menunda reaksi 1 sampai 2 detik akan sangat membantu untuk mengadakan reaksi yang lebih tepat.
BAHAGIAMU BUKAN BAHAGIANYA
Bab ini juga sangat mengenai saya. Terkadang apa yang kita anggap akan mendatangkan kebahagiaan untuk orang lain, belum tentu membuat orang tersebut bahagia. Film atau video yang saya sangat suka, ketika saya perlihatkan kepada ponakan-ponakan saya, supaya mereka bisa sama berbahagianya dengan saya; ternyata tidak membuat mereka berbahagia. Makanan yang saya suka belum tentu disukai orang lain.
Jadi kita harus belajar menaruh perspektif kita dalam kacamata orang lain. Lakukanlah berdasarkan orang lain. Jadilah pendengar dan penyimak yang baik.
Setiap bab akan mengupas kebahagiaan dari berbagai perspektif yang berbeda-beda. Semakin saya membalikkan halaman buku, semakin saya terus diingat dan diingat kembali.
Bahagia adalah sebuah keputusan, penerimaan, dan kesadaran. Jangan tunggu punya ini baru bahagia. Jangan tunggu mencapai itu baru bahagia. Jangan menunggu waktu yang tepat untuk bahagia. Bahagialah sekarang juga.
Be blessed!