Banyak orang berpikir mereka tidak dapat mengalami sukacita akibat banyaknya masalah yang menerpa hidupnya. Masalah seringkali datang dalam hidup kita silih berganti dan seakan tiada hentinya. Baik masalah dalam rumah tangga, keuangan, pekerjaan, sakit penyakit yang tak kunjung sembuh,dan sebagainya yang menyebabkan kita kehilangan sukacita. Seringkali, mereka berpikir orang yang bersukacita adalah orang hidupnya sempurna yang bebas dari masalah.
Kita harus ketahui, selama kita masih di dunia ini, masalah akan terus datang menghapiri hidup kita. Orang yang bersukacita bukanlah orang yang tidak memiliki masalah. Tapi, orang yang mengetahui bagaimana mereka harus memilih dan bersikap saat menghadapi masalah dan sukacita itu terus ada di dalam hidupnya.
Apa itu sukacita?
Sukacita secara umum merupakan perasaan bahagia. Bahagia saat mendapatkan hal-hal yang baik di dalam hidupnya.
Sukacita di dalam Alkitab merupakan karunia Roh. Dimana sukacita ini datangnya dari Roh Kudus.
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan… | Galatia 5:22
Ada 2 macam sukacita:
SUKACITA SEMENTARA
Sukacita sementara adalah sukacita yang didapat di dalam dunia. Sukacita sementara ini dengan mudah kita dapatkan namun dengan mudah pula sukacita itu hilang.
Kenapa sukacita sementara ini mudah hilang? Karena orang sering kali mencari sukacita itu dengan kekuatannya sendiri yang di dapatnya di dalam dunia. Contohnya: Saat seseorang mengalami masalah dalam hidupnya dan tidak menemukan jalan keluar, ia akan mencari jalan keluarnya sendiri yang dapat membuat ia sukacita, dengan cara pergi ke club, meminum minuman keras, mengkonsumsi obat-obatan terlarang,dsb. Saat itu, mereka akan merasa sukacita, tapi saat meraka pulang dari club ataupun efek dari minuman dan obat-obatan nya sudah lewat, orang tersebut akan kembali kepada kondisinya yang semula.
Adapula orang yang merasa sukacita saat mereka mendapat harta yang berlimpah , tapi saat harta itu hilang ia akan menjadi depresi dan membuat hidupnya jadi berantakan. Jadi, harta yang melimpahpun bukan menjadi jaminan kita akan hidup bahagia dan sukacita.
Sukacita yang di dapat hanyalah sementara, semuanya cepat hilang dan membuat hidup mereka bukan semakin baik tapi semakin buruk atau berantakan.
SUKACITA PENUH
Sukacita penuh adalah sukacita yang datang dari Tuhan dan tidak akan pernah hilang dari hidup kita, sukacita ini bersifat kekal.
Orang yang memiliki sukacita penuh bukan berarti orang yang tidak memiliki masalah dalam hidupnya dan tidak pernah bersedih. Namun, orang yang bersukacita di dalam Tuhan pun bisa bersedih, tetapi tidak tenggelam dalam kesedihan itu berlarut-larut. Sebab, mereka tahu Tuhan ada bersama-sama dengannya dan Tuhan mampu melakukan segala sesuatu lewat pertolonganNya dan janjiNya.
Sukacita penuh hanya kita dapat di dalam Tuhan, dimana duniapun tidak bisa berikan kepada kita.
Efek buruk dari kehilangan sukacita:
- Frustasi
- Emosian
- Tidak ada damai sejahtera
- Kehilangan kasih
Kehilangan sukacita akan membuat hidup kita semakin buruk. Oleh karena itu, ada beberapa cara untuk kita bisa memulihkan sukacita kita yang hilang karena masalah yang kita hadapi.
Cara memulihkan sukacita:
1. Tinggal di dalam Tuhan
Bersukacitalah di dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan : Bersukacitalah! | Filipi 4:4
Di dalam surat Paulus kepada jemaat di Filipi dikatakan “bersukacitalah di dalam Tuhan”. Untuk kita dapat memulihkan sukacita, kita harus tinggal di dalam Tuhan. Kita harus tinggal di dalam Firman-Nya. Lewat Firman-Nya kita akan semakin mengenal Tuhan kita. Hanya di dalam Tuhan kita dapat bersukacita, diluar Tuhan sulit untuk kita merasakan sukacita.
Seperti Paulus yang menulis surat ini. Saat ia menulis surat ini, Paulus bukanlah dalam keadaan baik, tetapi ia ada di dalam penjara. Paulus selalu hidup di dalam Tuhan, bahkan ia di penjara bukan karena perbuatan jahat yang ia lakukan, karena ia melakukan suatu pekerjaan agar nama Tuhan dipermuliakan. Apa yang Paulus hadapi tidaklah mudah bahkan sampai ia di penjara. Ia masih menasihati jemaat di Filipi untuk tetap bersukacita. Ia mampu mengucapkannya karena ia tinggal di dalam Tuhan dan ia tahu akan rencana Tuhan yang indah bagi hidupnya.
Oleh karena itu, apapun keadaan kita, tetaplah tinggal di dalam Tuhan dan hanya di dalam Tuhan kita akan tetap bisa bersukacita.
2. Memperkuat Iman Percaya
Setelah kita tinggal di dalam Tuhan, sangat penting untuk kita memperkuat iman percaya kita kepadaNya. Saat kita di terpa badai yang hebat, kita tidak akan terhanyut. Karena iman kita yang teguh yang memampukan kita melewati badai yang datang dalam hidup kita.
Bagaimana cara kita memperkuat iman percaya kita?
1. Percaya akan kuasa-Nya yang tidak terbatas
Untuk memperkuat iman percaya kita, kita harus percaya akan kuasa Tuhan yang tidak terbatas. Di dalam Firman-Nya banyak sekali kuasa yang Ia nyatakan kepada orang sekitarNya. Misalnya: orang lumpuh dapat berjalan, yang buta dapat melihat, yang mati dapat dibangkitkan,dsb. Kuasa Tuhan tidak terbatas, Ia mampu melakukan segala sesuatu asal kita mau bersandar dan percaya kepadaNya.
Percaya akan kuasa Tuhan sangatlah penting. Saat kita percaya akan kuasaNya, maka kuasa itu akan bekerja dalam hidup kita.
Karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanmu oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus. | Filipi 1:19
Dalam ayat di atas Paulus berkata “ oleh doamu” yang dimaksudkan kata ini adalah doa orang Filipi untuknya. Paulus percaya Tuhan akan menyatakan kuasaNya lewat doa orang-orang di Filipi untuknya. Dan dikatakan juga “ dan pertolongan Roh Yesus Kristus” , ini menjelaskan bahwa Paulus percaya bahwa ada pertolongan dari Roh Tuhan yang memampukannya menghadapi cobaan yang dideritanya.
Paulus tetap percaya akan kuasa Tuhan sehingga ia mampu melewati masa-masanya di penjara dengan penuh sukacita. Karena ia tahu Tuhan yang akan memengang kendali.
2. Percaya akan rencana-Nya yang sempurna
Rencana Tuhan dalam hidup kita itu sempurna dan tidak pernah gagal. Apa yang Tuhan rencanakan dalam hidup kita seringkali bertolak belakang dengan rencana kita. Saat apa yang kita rencanakan tidak terwujud, kita akan merasa kecewa.
Kita bisa meneladani sosok Paulus yang tetap percaya pada rencana Tuhan untuk hidupnya.
Filipi 1:21-24
(21) Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
(22) Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
(23) Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus–itu memang jauh lebih baik;
(24) tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu
Paulus percaya akan rencana Tuhan baginya. Kalau ia harus hidup, ia tahu masih ada rencana Tuhan atas hidupnya yang harus ia genapi di dunia ini. Dan kalaupun ia harus mati, itu bukanlah hal yang mengecawakan baginya, tapi sebaliknya itu merupakan suatu keuntungan untuk Paulus. Keuntungan karena ia tahu saat mati, ia akan bersama-sama dengan Kristus.
Jadi, hidup atau mati bukanlah masalah bagi Paulus karena ia memandang pada rencana Tuhan yang baik baginya. Percaya akan rencana Tuhan akan mendatangkan sukacita.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpangil sesuai rencana Allah. | Roma 8:28
Hadapilah setiap masalah dengan sabar dan tetap percaya akan rencana Tuhan atas kita. Maka dalam situasi seburuk apapun, kita tetap bersukacita karena ada rencana Tuhan yang indah bagi kita. Jangan lihat apa yang kita alami saat ini, tapi lihat maju kedepan apa yang uda Tuhan sediakan untuk kita di depan. Semua akan indah pada waktuNya.
3. Mengandalkan Roh Kudus
Kita tidak bisa mendapatkan sukacita dengan kekuatan kita sendiri. Seringkali, saat kita dihadapi dengan masalah, kita lupa adanya Tuhan dalam hidup kita. Kita berusaha untuk menyelesaikan masalah kita dengan kekuatan kita sendiri dan saat masalah itu tak kunjung selesai, kita akan merasa putus asa.
Waktu kita berada di titik terendah dari kemampuan kita, berhenti mengandalkan kekuatan kita lagi, andalkan Roh Kudus yang sudah Tuhan janjikan dan berikan bagi setiap kita.
Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gesilah dan gentar hatimu. | Yohanes 14:26-27
Andalkan Roh Kudus dalam setiap persoalan kita, Roh Kudus yang mampu memberi kita sukacita. Dimana ada damai sejahtera, disana ada sukacita. Seperti yang dikatakan di dalam Firman Tuhan “damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu” ada sesuatu yang spesial yang Tuhan sediakan bagi kita yang kita tidak bisa dapatkan darimanapun juga bahkan dari duniapun tidak, hanya lewat Roh Kudus kita bisa mendapatkan damai sejahtera. Damai sejahtera mampu memulihkan keadaan kita dari dukacita menjadi sukacita.
Roh Kudus akan menyertai dan mendapingi di dalam pemulihan kita, Roh Kudus yang akan memberikan kita kekuatan, Roh Kudus yang akan menghibur kita dan Roh Kudus yang akan mengingatkan kita bahwa masih ada pengharapan di dalam Tuhan.
4. Tetaplah mengucap Syukur
Orang yang bersukacita adalah orang yang bisa mengucap syukur atas apa yang ia dapati di dalam kehidupannya. Mengucap syukur bukan atas apa yang baik saja tapi juga atas apa yang buruk yang menghampirinya. Mengucap syukur merupakan obat terbaik bagi kita yang tersesak.
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala keinginanmu kepada Allah dalam doa dan pemohonan dengan ucapan syukur. | Filipi 4:6
Kita bisa mencontohkan Paulus dalam hal mengucap syukur. Kalau kita telusuri jalan hidup Paulus, ia mengalami banyaknya tekanan, pergumulan, siksaan, penderitaan, ancaman dan lainnya yang terus menerpa dirinya. Paulus begitu menderita, mungkin apa yang dialami Paulus lebih berat daripada apa yang kita alami sekarang ini. Tapi Paulus mengajarkan kepada kita bahwa ia tidak membiarkan hidupnya terus dipenuhi dengan rasa kecewa atas apa yang menimpa dirinya. Ia mengajarkan kepada kita untuk membawa segala beban kita, kuatir kita , kepada Tuhan di dalam doa disertai dengan ucapan syukur. Tuhan menghendaki itu semua.
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. | 1 Tesalonika 5:18
Datanglah kepada Tuhan dalam setiap kesesakan kita dengan rasa ucapaan syukur. Tuhan akan mengubah keadaan dari yang buruk menjadi lebih baik. Walaupun yang baik itu belum terlihat tapi dengan tetap mengucap syukur, beban kita akan terasa lebih ringan, karena kita telah menyerahkan semuanya kepada Tuhan dan percaya akan rencanaNya. Dengan demikian, sukacita akan memenuhi kita dalam segala keadaan.
Jadi, untuk memulihkan sukacita kita, pertama kita harus tinggal di dalam Tuhan. Karena di dalam Tuhan masih ada pengharapan. Setelah kita tinggal di dalam Tuhan kita harus memperkuat iman percaya kita. Percaya akan kuasaNya yang tak terbatas dan rencanaNya yang sempurna. Dengan percaya kita mampu melewati masalah kita dengan sukacita karena ada Tuhan yang berjalan bersama kita. Ketiga, kita harus mengandalkan Roh Kudus. Kita tidak mampu memulihkan sukacita dengan kekuatan kita sendiri tapi kita bisa mengandalkan Roh Kudus untuk menyertai dan menolong kita. Yang terakhir, tetaplah mengucap syukur dalam segala hal karena semuanya mendatangkan kebaikan dalam hidup kita.