Yo, yo, I just finished reading this very old book by Robert Kiyosaki yang katanya bagus dan bisa membuka wawasan kita soal finansial bla bla bla. At first, this book is very boring for me (took me almost two months to read) since I am not properti dan saham type. Buku ini memang lebih mengajarkan bagaimana memutar uang di kedua bidang tersebut, kalau saya tidak salah. Sedangkan saya adalah lebih ke orang seni dan kreatif.
Awalnya saya juga sempat anti dengan penjelasan dia tentang tidak pentingnya pendidikan di sekolah untuk masa depan. Tapi karena sudah terlanjur kecemplung baca ya sudah kudu diselesaikan. Saya mulai mendapat pencerahan saat tiba di bab delapan (total buku ada sepuluh bab). Saya menemukan beberapa hal yang bisa saya aplikasikan dalam hidup saya. Beberapa poin ini saya tulis di sini supaya saya bisa ingat sendiri apa yang telah saya pelajari dari buku ini.
Sinisme dan Kemalasan Menghambat Keberhasilan Kita
Selalu bersikap sinis terhadap segala hal tidak akan membuat kita maju. Kata-kata seperti “Saya tidak mau repot”, “Tapi…”, “Bagaimana mungkin…”, “Saya ragu…”, dan banyak alasan-alasan sini dan keraguan lainnya hanya akan membuat kita bermain aman. Keraguan dan ketakutan yang tidak dikendalikan menciptakan orang yang sinis. Si sinis mengkritik dan pemenang menganalisis.
Penghambat yang lain adalah kemalasan. Jika kita tidak sibuk bekerja atau menemani anak-anak, kita kerap sibuk menonton TV, tidur-tiduran, bermain game, mengutak-atik gadget atau sosmed, atau berbelanja ke mall. Di dalam hati kita tahu bahwa kita sedang menghindari sesuatu yang penting. Itu adalah bentuk kemalasan yang paling umum. Obat untuk kemalasan adalah sedikit ketamakan. Daripada berkata “Saya tidak dapat membelinya”, mulailah bertanya “Bagaimana saya dapat membelinya?” Dengan begitu kita akan memaksa otak kita untuk berpikir dan mencari jawaban serta membuka kemungkinan, daya tarik, kegembiraan, dan impian.
Setiap kali kita mendapati diri kita menghindari sesuatu yang kita tahu seharusnya kita lakukan, maka satu-satunya hal yang harus kita tanyakan pada diri sendiri adalah “Apa untungnya untuk saya?”
“Lakukanlah apa yang menurut hati Anda benar – karena bagaimanapun Anda akan dikritik. Masa bodoh jika Anda melakukannya, dan masa bodoh jika Anda tidak melakukan.” – Eleanor Roosevelt
Milikilah Alasan Lebih Besar daripada Realitas
Suatu alasan atau tujuan adalah kombinasi dari “keinginan” dan “bukan keinginan”. Saya “tidak ingin” bekerja seumur hidup. Saya “tidak ingin” apa yang diidam-idamkan kedua orang tua saya. Saya “tidak ingin” menjadi karyawan”. Saya “ingin” bebas. Saya “ingin” berwisata. Saya “ingin” menikmati gaya hidup. Saya “ingin” melakukan hal ini ketika masih muda. Saya “ingin” uang bekerja untuk saya.
Kuasai Sebuah Formula dan Pelajari Formula Baru
Sama seperti anak kecil yang suka menyamakan diri dengan pahlawan mereka. Jadilah seperti anak-anak. Lihatlah kehidupan orang-orang sukses yang kita idamkan. Tiru dan pelajari formula mereka. Ikuti cara mereka bekerja. Temukan sudut pandang mereka. Dengan mempunya pahlawan, kita membuka sumber yang luar biasa dari kejeniusan yang belum matang. Pahlawann membuat segala sesuatunya kelihatan mudah.
“Jika mereka bisa melakukannya, saya pun bisa.”
Carilah teman yang lebih sukses. Bergaullah dengan mereka. Temukan seseorang yang telah melakukan apa yang ingin kita lakukan. Bayar mereka makan siang. Pengalaman yang didapat dari mereka akan jauh lebih berguna bagi kita.
Cari Gagasan atau Ide Baru
Ambillah istirahat dan nilailah apa yang berhassil dan yang tidak berhasil.
“Kita tidak bisa mengharapkan hal yang sama dan mengharapkan hasil yang berbeda.”
Berhentilah melakukan apa yang tidak berhasil dan carilah sesuatu yang baru untuk dilakukan. Temukan ide baru. Baca buku, ikuti seminar, atau bergaul dengan orang yang lebih sukses.
Dan yang paling penting adalah BERTINDAK!
“Tindakan selalu mengalahkan kelambanan (tidak bertindak).”
Be blessed!