Yes, ini adalah salah satu testimoni yang harus saya banggakan walau perjuangan masih belum berakhir. Tepat di tanggal 25 November 2019 kemarin saya meniatkan diri saya untuk bisa bangun jam 5 pagi sembari membaca buku ‘The 5 AM Club’ dari Robin Sharma.

hco_t5amc2018mth12

Buku ini menceritakan tentang seorang pengusaha dan seniman (dimana saya termasuk keduanya) yang merasa ada yang lebih yang bisa dilakukan tapi tidak tahu bagaimana caranya. Mereka bertemu dengan Stone Riley, seorang miliuner yang nyentrik, yang pada akhirnya menjadi mentor mereka.

Di buku itu dikatakan bahwa rahasia kesuksesan dari para miliuner serta seniman legendaris adalah mereka memanfaatkan kehidup pagi mereka dengan maksimal. Sesuai dengan moto yang tertera pada sampul buku itu, “Own Your Morning, Elevate Your Life” yang berarti “Miliki Pagi Anda, Tingkatkan Hidup Anda”.

Kenapa mesti pagi hari? Karena di pagi hari itulah kita hidup tanpa gangguan. Tidak ada yang mencari kita di gawai kita. Pikiran kita lebih jernih karena kita tidak terlalu stress mengerjakan banyak hal. Hati kita lebih tenang karena belum ada tekanan. Fisik kita juga masih baik karena belum kelelahan.

Oleh karena itu dimulailah perjalanan saya untuk membentuk kebiasaan bangun jam 5. Tentunya hal ini sangatlah tidak mudah. Setiap hari saya bisa bangun jam 8 dan 9 pagi. Malahan bablas tidur lagi sampai jam 10. Tidurnya pun sangat pagi, benar-benar pagi ya, minimal jam 1 pagi.

Syarat pertama untuk bisa bangun jam 5 pagi tentunya adalah tidur lebih pagi. Saya selalu otomatis bangun kalau sudah tidur selama 7 jam (mau diganggu atau tidak). Jadi kalau saya mau bangun jam 5 pagi, maka saya harus tidur jam…, pintar sekali Matematikanya ya! Yup, jam 10 malam! Dan ini adalah sesuatu yang bisa diketawain sama kasur saya!

Hari demi hari saya lalui bagaikan lagu dangdut jatuh bangun aku (tapi bukan mengejar idaman hati ya). Saat sudah siap tidur jam 10, ujung-ujungnya malah jam 11 malam. Itu juga belum tidur, masih gelisah di kasur. Kadang-kadang sosial media dan YouTube mengalihkan jam 10 malam saya.

Web

Tidak jarang saya bersantai-santai di kasur bermain game di gawai hingga lupa waktu. Beberapa kali saya gelisah saat mencoba tidur jam 10. Lampu sudah dimatikan. Aromaterapi dari diffuser sudah dinyalakan. Tapi tidak kunjung ngantuk. Guling kanan, guling kiri, bolak balik kamar mandi, baca buku, dan ujung-ujungnya molor dari jam 10.

Alhasil bangun tidur saya benar-benar tidak tentu. Ada kalanya saya bangun sangat pagi tapi karena masih ngantuk saya tidur lagi dan bablas sampai jam 8 pagi. Malahan pernah sampai jam 10 siang! Lebih seringnya sih saya terbangun dan tidur lagi. Itu terjadi berkali-kali dalam satu malam sehingga saat bangun jam 6 atau 7 pagi, saya yang masih tidak biasa malah bablas lagi.

Lama kelamaan saya mulai mendapatkan ritme. Saya pulang lebih pagi. Saya tidak makan berat setelah jam 8 malam (harusnya jam 6 tapi ini masih okelah). Gawai sebisa mungkin saya taruh jauh-jauh. Laptop dan TV pun saya matikan semua saat jam 9 malam. Paling hanya membaca buku atau mendengarkan Podcast saja untuk mengiringi saya sampai mengantuk.

Gangguan yang paling mengerikan datang pada game! Kebetulan ponakan saya menginspirasi saya untuk download Mobile Legend lagi. Ini adalah godaan yang berat. Sampai sekarang saya masih memainkannya lagi padahal sudah saya hapus beberapa kali. Tapi hari ini saya mau hapus dari gawai saya. Biar cukup ada di iPada saya saja dan akan saya mainkan waktu bersama ponakan saya (mudah-mudahan, doakan ya!).

Tanggal 12 Desember 2019, untuk pertama kalinya saya terbangun jam 4-an. Saya tidak bisa tidur lagi. Saya nyalakan lampu dan saya paksakan diri untuk mencuci muka dan melakukan panggilan alam (tahu ‘kan?). Setelah berdoa mengucap syukur, saya rapikan kasur saya, baca buku, dan menulis di laptop saya melanjutkan cerita fantasi yang sudah lama banget tertunda (ini sekuel dari cerita fantasi pertama saya).

 

Pagi itu cukup produktif walaupun setelah jam 6 saya yang tadinya mau istirahat di kasur malah bablas sampai jam 7-an. Tapi sesuai dengan buku yang saya baca di atas tadi, kita memerlukan 66 hari untuk mencapai titik otomatis dimana suatu kebiasaan terbentuk.

22 hari pertama adalah penghancuran dan biasanya jiwa dan tubuh kita sangat tersiksa. Yup, saya selalu mengantuk dan merasa lelah. Mau nge-gym aja malas. 22 hari selanjutnya adalah penerapan dan biasanya di sini adalah saat dimana kita merasa yang kita lakukan ini salah dan mempertanyakan tindakan kita. Tapi setelah kita melewati 44 hari itu maka kita tiba di integrasi dimana kita sudah membentuk kebiasaan baru dan kita mearasakan manfaatnya.

Untuk kasus bangun jam 5 pagi ini tentunya banyak manfaat. Kita merasa lebih segar, kreatif, produktif, dan bersemangat. Persiapan kita jauh lebih matang. Hati kita lebih damai. Hidup lebih menyenangkan. Tujuan-tujuan hidup kita pun akan semakin dekat saat kita melakukan penumpukan kebiasaan dan hari ini.

13 Desembernya saya masih terbangun dan tidur lagi sampai jam 7. Besoknya saya bangun jam 6 pagi dan menyempatkan diri untuk treadmill 15 menit. Saya tidak tertidur lagi. Tapi mata saya agak lelah walaupun tubuh saya lebih bugar rasanya. Saya akan terus membiasakan diri saya. Kalian yang membaca, tunggulah kabar baik dari saya dimana saya sudah terbiasa bangun jam 5 pagi dan hidup saya menajdi lebih kreatif dan produktif.

Be blessed!

3 thoughts on “Setelah 17 Hari Baru Bisa Bangun Jam 5 Pagi!”
  1. Keren keren! Pengen nyobain juga utk membiasakan bangun jam 5 pagi tapi tanpa tidur lagi, biar bisa ngelakuin hal yg produktif semacam bersiin kamat tiap pagi dan bisa nyuci baju tiap hari biar ga numpuk.

    Soalnya saya biasanya jg bangun jam 5 sih untuk solat subuh. Tapi setelah solat –terkadang masih memakai mukena bekas solat– tertidur lagi sampai jam setengah 7 karena harus bersiap siap bekerja.

  2. Wah, susah banget bagi saya buat bangun pagi kalau di kamar sendiri. Kalau lagi jalan-jalan, sering “terpaksa” bangun pagi buat ngejar jadwal bus atau kereta. 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *