Kita sering mendengar istilah keluarlah dari zona nyaman. Yes, keluar. Tapi apakah sebenarnya itu zona nyaman? Zona nyaman adalah keadaan dimana kita merasa terlalu nyaman dengan diri sendiri hingga kita tidka melakukan tindakan apa-apa untuk memperbaiki kondisi saat itu.

Seringkali kita menyadarinya namun enggan untuk berusaha lebih keras keluar dari zona tersebut. Yang terjadi adalah kita tidak masuk ke dalam zona tumbuh dimana kita menghidupi mimpi dan tujuan kita.

Untuk sampai ke zona tumbuh, ada beberapa zona yang harus kita lewati.


1. ZONA NYAMAN

Di zona ini, kita merasa aman dan terkontrol. Kita tidak berani mengambil resiko. Kita tahu apa yang harus sebenarnya kita kerjakan tapi kita tidak melakukannya. Kita malah asyik dengan kehidupan saat ini.


2. ZONA TAKUT

Kita sadar kita harus melakukan hal yang benar. Kita harus bangun lebih pagi. Kita harus sering berolahraga. Kita harus menjaga makan. Kita harus mulai menulis. Namun kita takut melangkah.

Berikut 3 faktor yang menjadi ciri seseorang yang berada di zona takut.

Kurang Percaya Diri.

Saya pernah merasa diri saya tidak memiliki skill dan kemampuan untuk menjadi seorang pembuat konten. Saya merasa kurang percaya diri. Apalagi melihat mereka yang hasilnya lebih baik daripada saya. Akibat kurang percaya diri ini membawa saya kepada ciri yang kedua.

Sering Beralasan

Saya mencari-cari alasan. Saya tidak punya alat yang bagus. Saya tidak punya channel. Tidak ada tim yang satu visi. Tidak memiliki kemampuan yang mencukupi.

Mudah Dipengaruhi

Ketika dikritik, kita menjadi lemah. Saat hasil karya kita tidak disukai atau mengecewakan kita mundur 3 langkah. Bisa jadi ada orang yang mengatakan bahwa kita tidak memiliki kemampuan itu. Keadaan dan orang-orang di sekitar tidak mendukung kita.


3. ZONA BELAJAR

Di zona ini kita memutuskan untuk belajar, mengembangkan diri. Ciri-cirinya adalah berikut ini.

Memulai

Semua harus dimulai pada satu titik. Percuma bermimpi dan merencanakan tapi tidak pernah berani melangkah. Ketika teman saya mengajak untuk syuting Behind The Scene dari Rizky Febian dan Anya Geraldine, saya memutuskan untuk mengambilnya walaupun belum pernah melakukannya.

Pilihan itu membawa saya menjadi seorang videografer yang mulai dikenal. Hasil karya saya diakui dan saya menjadi semakin bersemangat untuk mengembangkan skill saya dalam membuat video. Semua itu tidak akan pernah terjadi jika saya tidak mengambil keputusan untuk memulai hal yang baru.

Belajar Skill Baru

Sembari memulai, akan ada skill baru yang kita dapatkan. Jangan menutupi diri untuk belajar. Saat ini banyak sekali media untuk belajar. Semua bisa ditemukan di internet atau YouTube. Saya sendiri belajar banyak teknik video dan editing dari YouTube.

Dalam hal pengetahuan, saya banyak belajar dari membaca. Saya juga menemukan bahwa dengan berbagi, kita juga belajar. Itulah sebabnya saya senang membagikan apa yang saya temukan berarti kepada orang lain (salah satunya dengan blog ini).

Jangan pernah berhenti belajar dan jangan sampai menjadi sombong sampai menganggap orang lain tidak bisa memberikan ilmu apa-apa kepada kita. Kita selalu bisa belajar dari semua orang. Camkan!

Kuncinya adalah kembangkan diri kita sedikit demi sedikit. Sembari berjalan, pelajari sesuatu yang baru dalam porsi yang tidak besar. Belajar hal yang sulit akan langsung membuat kita lemas dan kembali ke zona nyaman (karena bisa mudah gagal). Itulah sebabnya ketika ada permintaan klien untuk merevisi video seperti ini atau itu, saya menganggap itu sebagai tantangan untuk mengembangkan diri karena ada akhirnya saya menemukan skill baru.

Biasakan diri juga untuk meluangkan waktu mempelajari hal baru baik menonton video pelajaran sesuai minat kita atau membaca buku atau bertemu dengan mentor dan orang-orang yang sevisi.

Menghadapi Masalah dan Tantangan

Tidak dipungkiri dalam perjalanan ini, pasti akan ada masalah dan tantangan. Di sinilah kita belajar mana yang berhasil dan mana yang tidak.

Saya mudah teralihkan dengan media sosial dan gadget. Jadi saya harus mengambil tindakan untuk membatasi penggunaannya. Saya mudah menyerah dan mencari alasan. Jadi saya harus membiasakan diri berpikir positif dan fokus berkarya tanpa memikirkan apa kata orang atau hasil yang tidak sesuai dengan ekspektasi.

Masalah apa yang sedang kita hadapi ketika belajar? Anggap itu sebagai anak tangga untuk kita bisa semakin naik level.

4. ZONA TUMBUH

Setelah melewati semuanya maka tibalah kita di zona tumbuh. Jika kita selalu berusaha mencari dan menentukan tujuan-tujuan kita serta hidup dalam impian kita; maka kita sudah berada di zona tumbuh.

Di zona ini, kita memiliki mimpi dan tujuan yang jelas. Jika kiat sudah mencapai sebuah tujuan, kita mentargetkan tujuan-tujuan yang baru. Penyakit saya adalah ketika berhasil mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan, saya kembali ke dalam zona nyaman. Padahal masih banyak hal-hal baru yang bisa saya kerjakan untuk terus bertumbuh.

Berusahalah mencapai target dan tujuan kita. Kenali misi-misi yang harus dikerjalan. Buatlah rencana dan biasakan diri untuk melakukan hal yang benar.


Sesuatu yang tidak bertumbuh lama-lama akan mati. Apakah kita sedang bertumbuh atau kita masih berada di zona nyaman dan takut? Berani melangkah dan belajar hal-hal yang baru. Teruslah bertumbuh.

Be blessed!

2 thoughts on “Zona Nyaman Atau Zona Tumbuh?”
  1. zona takut itu paling bikin engga nyaman
    tapi memang kuncinya si mindfullness ya mas
    selama niat kita baik entah kata orang ya terus aja
    denger yg sekiranya bisa buat kita tumbuh

    kalau lama-lama di zona nyaman juga engga baik
    yang penting kita happy melakukannya dan terus tumbuh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *