Berhenti menyia-nyiakan waktu kita. Belakangan ini saya mulai terjebak dalam kebiasaan-kebiasaan buruk. Saya tahu itu buruk tapi setelah mulai terbiasa maka saya nyaman dengan semua itu. Lagipula kebiasaan buruk itu biasanya adalah sesuatu yang menyenangkan, bukan? Baca blog saya tentang sulitnya mengubah kebiasaan buruk, kalau tidak percaya.
Dalam kasus saya, inilah yang menghambat produktivitas saya. Mungkin ada yang merasakan hal yang sama, cus kita telusuri.
1. ZONA NYAMAN
Saat saya merasa sudah cukup puas dengan keadaan sekarang, maka tidak akan ada yang namanya pertumbuhan. Saya sudah memiliki penghasilan tetap. Saya sudah memiliki konten-konten berkualitas. Saya sudah mencapai tujuan saya.
Masalahnya dengan zona nyaman adalah, kita tidak mau belajar lagi. Kita tidak mau mengambil resiko. Yang terjadi adalah ketika datang sesuatu atau keadaan atau mungkin seseorang yang tidak kita duga, kita bisa kehilangan semuanya.
Mungkin kita sudah mencapai tujuan kita. Tapi apa selanjutnya? Apa langkah kita selanjutnya? Miliki impian yang lebih besar dan kejar itu. Jangan puas hanya di satu pencapaian.
Contohnya ketika saya membuat konten di TikTok. Awalnya terjadi perkembangan yang dahsyat. Namun jika saya tidak terus melatih diri dan membuat konten-konten yang lebih baik, maka TikTok dan kemampuan saya akan stuck di satu titik.
2. TERLALU BANYAK MEDIA SOSIAL, GAME, & TONTONAN
Teknologi oh teknologi. Seharusnya kalian membantu tapi malah merusak. Tujuan media sosial dan tontonan baik di Netflix, YouTube, dkk adalah supaya kita tetap terpaku pada layar kaca. Semakin kita tidak lepas, semakin mereka diuntungkan.
Setiap ada kesempatan selalu mengecek media sosial. Ada orang di depan mata tapi malah sibuk dengan di depan layar. Baru menulis sedikit sudah dialihkan dengan suara notifikasi. Bermain game bisa berjam-jam tapi menulis blog setengah jam saja kenapa sulit?
Jauhkan semua gangguan itu ketika mau menjadi produktif. Matikan notifikasi. Lakukan detox media sosial. Gunakan shortcut di iPhone untuk mengatur waktu produktif kita sehingga tidak ada gangguan sama sekali selama rentang waktu tersebut. It works, believe me. Jangan bekerja di ruangan yang ada televisi atau apapun itu yang bisa membuat kita menonton.
3. MENUNGGU WAKTU YANG TEPAT
Saya akan melakukannya ketika ada orang yang membantu saya. Saya akan mengerjakannya saat anak saya sudah cukup besar. Saya akan memulainya jika saya sudah memiliki ini, itu, dan ono. Menunggu waktu yang tepat bagaikan menunggu tahun kambing, tidak akan pernah datang.
Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai.
Berhenti berpikir terlalu banyak. Lupaka perfeksionis. Mulai saja. Tulis saja. Syuting saja. Baca saja. Lari saja. Chat saja.
Beberapa minggu ini konten saya sempat tertahan karena biasanya saya membuatnya bersama teman saya. Tapi saya belajar bahwa saya bisa membuatnya dengan siapapun juga. Saya hanya perlu niat dan berani meminta bantuan. Menunggu tidak akan menghasilkan apa-apa.
4. TIDAK CUKUP ISTIRAHAT
Yang terakhir adalah kurang istirahat. Bagaimanapun juga kita hidup di dalam tubuh jasmani. Jika tubuh kita lemah maka kita tidak akan bisa berproduktivitas. Jelaslah bagaimana kita bisa bekerja kalau kepala rasanya mau pecah.
Jagalah kesehatan kita. Kita hidup cuma sekali, tubuh kita cuma ini saja tidak bisa transfer body. Apa yang kita lakukan terhadap tubuh kita saat ini akan berpengaruh kemudian hari. Mungkin kita tidak menjaga makan dan merasa sehat, tapi ke depannya kita tidak pernah tahu bagaimana lemak-lemak itu akan menguras kesehatan kita.
Tidurlah dengan cukup. Menurut buku ‘Why We Sleep’, tidur membuat kita lebih produktif dan kreatif. Kurang tidur akan membuat kita stress dan malah memperpendek umur. Waktu tidur kita juga tidak bisa ditebus kemudian hari. Misalnya hari ini saya kurang tidur sampai seminggu dan setelah itu saya mau tidur seharian untuk menebus waktu tidur saya yang hilang. Itu tidak bisa. Waktu tidur yang terlewat tidak akan pernah bisa kembali. Jadi istirahatlah setiap hari dengan cukup.
Kita mau melakukan yang benar. Kita mau memiliki produktivitas yang tinggi. Namun apakah kita berani membayar harga untuk menghempaskan para penghambat ini?
Be more positive, creative, and productive! Be blessed!