Tuhan menjadikan kita supaya kita hidup berkelimpahan. Dia menjanjikan akan menambahkan kepada kita.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. | Matius 6:33
Itu berarti hidup kita harus ada penambahan, harus ada pertumbuhan. Jika tidak ada pertumbuhan maka hidup kita tidak efektif. Saat kita mencari tahu tentang Tuhan dan kebenarannya (hubungan dan gaya hidup) maka akan terjadi pertumbuhan dalam diri kita.
Sebagai manusia rohani, kita harus mengalami pertumbuhan. Jika tidak maka kita sedang tidak hidup. Sebuah tanaman yang tidak bertumbuh adalah tanaman yang mati. Kita tidak benar-benar hidup jika kita tidak bertumbuh.
Gereja harus menjadi tempat untuk membantu orang bertumbuh. Kita sudah memiliki tempat dimana kita bisa bertumbuh. Di dalam gereja kita belajar berhubungan dengan yang lain. Kita bisa belajar untuk tidak egois. Kita bisa belajar mengasihi. Kita bisa belajar tentang pencipta kita. Kita bisa belajar apa yang pencipta kita mau dari kita. Kita bisa belajar tujuan hidup kita.
Kita bisa belajar banyak hal melalui gereja, tapi terkadang kita tidak mau memaksimalkan itu. Kita lebih suka dengan hal-hal dunia. Kita lebih suka mengejar kekayaan dunia. Kita lebih senang mengejar kenikmatan kita sendiri. Kita lebih suka mengkhwatirkan segala macam hal. Kita tidak mau mencari dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya. Itulah sebabnya banyak orang-orang yang melewatkan kesempatan untuk menggenapi tujuan hidup Tuhan dalam mereka.
Jika kita tidak mengalami pertumbuhan, biasanya itu karena kebodohan kita sendiri. Ada banyak kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita (pekerjaan, pengajaran, hubungan, berkat, dan lainnya) yang kita lewati karena kebodohan kita sendiri. Kebodohan ini dinamakan penghalang atau hambatan yang merupakan kebiasaan yang tidak baik, kebiasaan buruk.
1. SUNGKAN
Ada berapa banyak kesempatan yang bisa kita dapatkan, tapi karena kita sungkan kita tidak bisa mendapatkannya. Kita berpikir tidak enak atau dikira tidak tahu diri. Dasarnya adalah karena kita merasa malu.
Ada seseorang yang kelelahan karena begitu banyak jadwal dalam hidup dia. Seharusnya hari itu dia bisa istirahat. Seharusnya dia bisa pulang lebih pagi untuk bermain bersama istri dan anak-anaknya. Tapi saat dia mau pulang, tiba-tiba seseorang meneleponnya dan meminta konseling darinya. Dia pikir hanya sebentar jadi dia menerimanya. Tapi yang terjadi adalah, dia harus mendengarkan orang ini sampai larut malam. Orang ini kehilangan kesempatan untuk bisa beristirahat dan bermain bersama anak-anaknya karena sungkan.
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. | Matius 7:7
Ada perkara-perkara yang akan diberikan jika diminta. Terkadang kita suka berkata pada seseorang jika tidak minta, tidak usah dikasih. Itu berarti memang ada hal-hal yang akan bisa diketemukan saat dicari. Akan ada pintu-pintu yang dibuka apabila diketuk. Jadi ada kesempatan yang akan kita terima jika kita memintanya, jika kita mencarinya, jika kita mengetuknya.
Dalam pelayananpun jangan kita merasa sungkan. Begitu banyak permintaan dari orang. Begitu banyak ekspetasi dari orang lain. Tapi jika kita sungkan, kita akan menerima semuanya. Kita tidak mau menolak semuanya. Apabila kita takut untuk bilang tidak, maka hidup kita akan kelelahan. Pelayanan akan selalu ada, tapi keluarga kita tidak akan selalu ada. Orang-orang yang kita sungkani juga tidak akan peduli dengan itu. Mereka mungkin hanya akan mengatakan bahwa kita hanya kebanyakan pelayanan jika keluarga kita berantakan. Kita harus tahu mana yang terpenting dan menjaga apa yang Tuhan telah percayakan kepada kita.
Tapi sifat tidak tahu malu juga bukanlah perbuatan yang terpuji. Kita tidak memaksakan apa yang kita mau atau menggunakan cara yang salah saat meminta. Kuncinya adalah bagaimana sikap kita ketika kita meminta. Intonasi yang kita pakai, kata-kata, dan gerak-gerik sangat penting membantu kita mendapatkan apa yang kita mau. Jika kita menggunakan intonasi yang salah dan tidak sopan, kita tidak akan mendapatkannya.
2. CUEK
Kita kurang peka menaruh perhatian pada hal-hal yang penting. Yesus sendiri mengatakan:
Dan kata-Nya: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” | Markus 4:9
Itu berarti ada banyak orang yang masih tidak menggunakan telinganya untuk mendengar. Pengumuman di gereja tidak diperhatikan. Tiba-tiba bertanya kapan ada acara ini dan jam berapa padahal sudah jelas-jelas diberitahukan. Kita sering cuek, tidak menaruh perhatian pada seseuatu yang seharusnya kita tahu sehingga kita melewatkan kesempatan.
Kadang kita suka memberikan undangan gratis dan karena tempat sudah penuh, kita menutup pendaftaran. Tapi saat terjadi acara akhirnya malah hanya 50 persen yang datang. Itu terjadi karena cuek, tidak serius dengan apa yang mereka lakukan. Mereka hanya mendaftar tapi tidak terlalu peduli untuk mau datang atau tidak. Anggap saja ada early bird 60 persen sebelum tanggal segini. Tapi banyak yang mendaftar setelah tanggal itu dan kita menuntut early bird tapi tidak akan bisa.
Begitu juga dengan hubungan. Tuhan mau kita belajar untuk mengasihi keluarga Tuhan dan orang lain. Dia mau supaya keluarga-Nya dikenal sebagai agen kasihnya. Tapi kita terlalu cuek untuk menikmati fellowship bersama yang lain. Kita terlalu cuek untuk sekedar menyapa dan menanyakan kabar. Kita terlalu cuek untk menyediakan waktu bersekutu bersama dan membangun hubungan.
Hai anakku, perhatikanlah hikmatku, arahkanlah telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan, supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan dan bibirmu memelihara pengetahuan.Amsal 5:1-2
Taruh perhatian pada hal-hal yang terpenting dalam hidup kita Jangan cepat taruh perhatian pada sesuatu yang kurang penting seperti gosip dan lainnya. Ada lima hal yang mesti kita fokuskan dalam hidup kita yaitu mengenal dan mengasihi Tuhan (worship), mengasihi orang lain (fellowship), bertumbuh (discipleship), melatih tanggung jawab kita dalam pelayanan (ministry), dan membagikan kabar baik (evangelism).
Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, karena berbahagialah mereka yang memelihara jalan-jalanku. Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya. | Amsal 8:32-33
Ada pengajaran bagus di gereja. Ada komsel. Ada komunitas yang baik di gereja. Tapi karena kita cuek, kita mengabaikannya. Yang terjadi kemudian kita tidak bertumbuh.
3. BIMBANG
Ini berarti tidak dapat mengambil keputusan. Bimbang pada dasarnya adalah takut mengambil keputusan yang salah. Orang yang bimbang biasanya melakukan hal yang aneh. Mereka mondar-mandir tidak bisa menentukan. Mereka plin plan. Terus bertanya dan bertanya padahal sudah diberikan jawaban. Apalagi jika di masa lalu mereka membuat keputusan yang salah.
Orang-orang seperti ini sulit bertumbuh. Mereka terlalu sibuk melihat masa lalunya sehingga mimpinya terkubur karena kegagalan di masa lalu. Contohnya seseorang mengalami kepahitan dalam pelayanan. Mereka ragu untuk kembali melayani. Yang terjadi adalah orang tersebut melewatkan salah satu tujuan hidupnya untuk menjadi berarti bagi orang lain.
Jangan mencari orang yang gagal untuk informasi. Orang gagal suka menarik orang untuk gagal bersamanya. Mereka pesimis. Carilah dulu orang yang berhasil. Pelajari dari mereka terlebih dahulu.
Jika kita mau membuat pernikahan yang berhasil, jangan datang kepada orang yang sudah bercerai. Datanglah kepada orang yang memiliki pernikahan yang berhasil. Tarik informasi darinya dan pelajari dari itu. Setelah itu baru kita bsia datang ke orang yang gagal dan belajar apa yang membuatnya gagal. Setelah itu kita akan mendapatkan dua sisi. Apa yang dilakukan orang yang berhasil yang tidak dilakukan oleh orang yang tidak berhasil.
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. | Yesaya 41:10
Inilah janji Tuhan kepada kita yang tidak bimbang. Tuhan akan meneguhkan dan menolong kita. Kita tidak akan kalah. Kita akan mengalami kemenangan karena tangan Tuhan memegang kita.
4. MENUNDA
Keluaran 8:1-15 – Tulah kedua : katak
1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah menghadap Firaun dan katakan kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku;
2 jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan menulahi seluruh daerahmu dengan katak.
3 Katak-katak akan mengeriap dalam sungai Nil, lalu naik dan masuk ke dalam istanamu dan kamar tidurmu, ya sampai ke dalam tempat tidurmu, ke dalam rumah pegawai-pegawaimu, dan rakyatmu, bahkan ke dalam pembakaran rotimu serta ke dalam tempat adonanmu.
4 Katak-katak itu akan naik memanjati engkau, memanjati rakyatmu dan segala pegawaimu.”
5 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tanganmu dengan tongkatmu ke atas sungai, ke atas selokan dan ke atas kolam, dan buatlah katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir.”
6 Lalu Harun mengulurkan tangannya ke atas segala air di Mesir, maka bermunculanlah katak-katak, lalu menutupi tanah Mesir.
7 Tetapi para ahli itupun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga mereka membuat katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir.
8 Kemudian Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: “Berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya katak-katak itu dari padaku dan dari pada rakyatku; maka aku akan membiarkan bangsa itu pergi, supaya mereka mempersembahkan korban kepada TUHAN.”
9 Kata Musa kepada Firaun: “Silakanlah tuanku katakan kepadaku, bila aku akan berdoa untukmu, untuk pegawaimu dan rakyatmu, supaya katak-katak itu dilenyapkan dari padamu dan dari rumah-rumahmu, dan hanya tinggal di sungai Nil saja.”
10 Katanya: “Besok.” Lalu kata Musa: “Jadilah seperti katamu itu, supaya tuanku mengetahui, bahwa tidak ada yang seperti TUHAN, Allah kami.
11 Maka katak-katak itu akan dijauhkan dari padamu, dari rumah-rumahmu, dari pegawai-pegawaimu dan dari rakyatmu; dan hanya akan tinggal di sungai Nil saja.”
Dari mana-mana ada katak. Di semua tempat ada katak. Firaun memiliki para ahli yang bodoh juga. Mereka bukannya menghilangkan katak itu tapi malah menambahkannya. Saat Musa mau melenyapkan tulahnya dan dia bertanya kapan. Tapi Firaun malah menyuruh besok.
Kita punya hutang dan sudah punya uang untuk membayarnya. Tapi karena belum jatuh tempo, akhirnya kita bilang besok saja. Kita menunda. Padahal pada waktunya, belum tentu kita ada uangnya. Akhirnya kita hanya membayar minimalnya sehingga kita memiliki taman bunga. Hutang kita menumpuk. Seharusnya kita bisa memberikan persembahan atau perpuluhan, tapi karena kita bilang besok saja atau nanti tinggal transfer, kita melewatkan kesempatan untuk Tuhan memberkati kita.
Kita kehilangan kesempatan bagi Tuhan untuk bisa memberkati kita karena kita menunda. Binatang mengenal teritori mereka. Jangan pernah mencoba masuk teritori mereka. Kita akan diserang. Jika teritori bisa diserang, maka binatang itu akan kehilangn teritori mereka karena diambil yang menyerang. Kesehatan yang kita punya harus dijaga (teritori). Penyakit mengintip jika kita tidak menjaganya. Jika kita tidak bisa mempertahankan teritori kesehatan kita, penyakit akan menunggu peluang untuk masuk dalam hidup kita. Jika kita menguasai pasar, kita harus menjaga dengan baik. Jika tidak, maka bisa diambil pesaing kita.
Seringkali saat kita datang pada seminar atau sesuatu yang memotivasi, kita akan menggebu-gebu ingin melakukannya. Tapi yang terjadi adalah kita hanya bicara, tidak pernah terealisasi. Kita ingin mulai berolahraga tapi pada akhirnya kita tidak pernah melakukannya karena menunda. Bimbang membuat kita kehilangan kesempatan. Kebiasaan menunda mengubur kesempatan. Itu lebih berbahaya.
Kita punya satu bulan untuk mempersiapkan diri untuk ujian. Tapi kita menunda sampai satu hari sebelumnya. Demikian juga dalam hubungan. Kita tahu kita harus memutuskan dari kemarin-kemarin, tapi kita tetap mempertahankannya mungkin karena orang-orang lain berkata lain atau hal-hal lainnya sehingga kesempatan terkubur. Waktu kita terbuang. Kita semakin tua.
Kita menunda untuk membaca firman. Kita menunda untuk berdoa, Kita menunda untuk membangun hubungan. Yang terjadi kita menjadi lemah dan mudah diserang. Saat mengalami kesulitan, kita tidak memiliki teman atau komunitas baik untuk menopang kita. Kita sendirian.
5. JENUH
Setiap orang pasti mengalami titik kejenuhan. Itulah musim kehidupan. Ada saatnya kita begitu bersemangat datang ke gereja atau membaca firman atau datang ke pertemuan-pertemuan, tapi ada saatnya kita jenuh entah karena suatu kondisi atau memang karena emosi kita. Ada penelitian yang mengatakan jika kita mulai tidak melakukan kebiasaan baik selama 3 minggu maka kita akan mulai keterusan. Itu berarti jika kita terus melewatkan ibadah atau pertemuan karena jenuh, maka kita harus waspada karena kita sedang membuat celah untuk Iblis membuat kita malas.
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. | Roma 12:11
Alkitab jelas mengatakan supaya kerajinan kita jangan kendor. Tetaplah melayani Tuhan bahkan di saat kita tidak mau melakukannya. Kita harus menyangkal diri kita. Kita suka menyangkal diri dalam beberapa hal. Seperti saat sedang tidak ingin pergi bekerja, kita menyangkal diri dengan tetap pergi bekerja karena memang itulah yang harus dilakukan. Pekerjaan penting untuk kita. Seorang ibu yang baru melahirkan harus terbangun pagi-pagi untuk mengurus bayinya yang menangis. Dia tidak mau melakukan itu tapi dia menyangkal diri karena dia mengasihi anaknya.
Jangan biarkan perasaan yang menguasai kita. Saat kita sedang tidak mau berdoa atau tidak mau beribadah, tetap lakukan itu. Itu hanya perasaan sementara. Perasaan akan mengikuti kita. Pada akhirnya bukanlah keadaan yang menentukan arah kita, tapi respon kita terhadap keadaanlah yang menentukan arah hidup kita. Apakah kita sedang mengarahkan diri kita terhadap pertumbuhan walaupun kita sering tidak ingin melakukan hal yang membuat kita bertumbuh?
Caranya adalah dengan mulai menganggap pertumbuhan rohani adalah sesuatu yang penting dan kita harus melakukannya atas dasar motivasi yang tulus. Saat kita menganggap ibadah atau pertemuan komsel atau rohani lainnya adalah suatu keharusan karena kita merasa tidak enak dengan orang lain atau hanya sebagai rutinitas seminggu sekali, maka itu hanya akan menjadi beban. Tapi di saat kita melakukan semua itu dengan pemikiran bahwa semua itu adalah kesempatan kita untuk bertumbuh, maka kita akan mulai menikmatinya.
Kita menikmati datang ke gereja atau pertemuan. Kita menikmati belajar dan bersekutu bersama. Kita menikmati diskusi kita. Kita menikmati pertengkaran kita. Kita menikmati semua hal yang kita lalui bersama. Kenapa? Karena pada akhirnya semua itu akan mendatangkan pertumbuhan dalam hidup kita.
Hendaklah kita tetap berkumpul bersama-sama, dan janganlah lalai seperti orang lain. Kita justru harus lebih setia saling menguatkan, sebab kita tahu bahwa tidak lama lagi Tuhan akan datang. | Ibrani 10:25 (BIS)
Jangan cepat puas dengan apa yang kita capai atau miliki. Waktu kita hidup dalam dosa, kita selalu memiliki nafsu untuk mendapatkan lebih. Tadinya hanya ingin coba-coba, tapi ingin lebih. Dari pegangan, bibir, sampai melakukan hubungan sebelum nikah. Itu rencana iblis untuk membuat kita masuk lebih dalam ke perangkapnya. Tapi saat kita lepas dari dosa, kita diubahkan. Kita juga harus berusaha mendapatkan lebih, tapi kelebihan ini adalah hal yang baik. Kita harus belajar lebih baik lagi. Kita harus lebih bertumbuh. Jangan cepat puas dengan yang kita miliki.
Perbedaan orang yang berhasil dan biasa saja adalah orang-orang yang berhasil berbuatlah lebih dari apa yang diharapkan. Mereka terus belajar dan melakukan usaha ekstra untuk semakin bertumbuh. Saat sudah bertumbuhpun, mereka tidak diam di sana. Mereka akan menghasilkan buah yang baik. Mereka memberikan hal-hal positif untuk orang lain. Mereka memberikan arti dalam hidup orang lain.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. | Matius 6:33