Akhirnya bisa menikmati terbit matahari dari atap rumah sendiri. Malam sebelumnya saya mimpi terbang melayang tinggi hanya dengan satu bantal sofa kecil (bak Aladdin versi extreme) dan diturunkan di semacam rak lemari yang sangat tinggi sampai ga berani bergerak karena takut ketinggian.
Setelah terbangun saya menyadari waktu masih jam setengah 6 pagi. Inilah momennya! Saya bergegas mempersiapkan semua peralatan (camera, hp, dan jurnal) untuk memanjat ke atap. Di sini justru arti mimpi saya. Saya sempat parno naik ke atas karena pernah meleset (trauma sedikit) saat turun ke tangga bantuan.
Di ataspun saya berjalan melewati atap (uda kaya di film-film action) untuk bisa sampai ke titik dimana langit merah bak senja tenggelam bisa lebih terlihat tanpa dihalangi rumah-rumah.


Benar-benar nice view, saya berasa seperti film di Ultraman 3 dimana saya yang tentunya adalah Ultraman berhasil mengalahkan monster raksasa (kebiasan buruk bangun siang) untuk mencegah doomsday (kegagalan dan non produktif), asek!
It’s really a beauty in the midst of uncertainty.
Saya tentunya memanfaatkan golden hour ini untuk journaling kehidupan saya. Apa saja yang sudah saya kerjakan dan saya kemnbali mengingatkan kembali visi dan tujuan. Saya tuliskan dan visualisasikan diri saya di masa depan. Karakter seperti apa yang mau saya miliki? Tubuh seperti apa yang saya idamkan? Kehidupan seperti apa yang saya inginkan?